Ibu Kuda Laut
Pada suatu hari, di sebuah laut yang indah dan asri dengan terumbu karang berwarna-warni, tinggallah sepasang kuda laut yang bernama Bu Timy dan Pak Tomy. Mereka saling menyayangi dan bahagia hidup di laut itu. Namun mereka merasakan kesepian karena belum dikaruniai anak.
“Kapan ya Pak kita bisa punya anak?” tanya Bu Timy penuh harap.
“Aku belum tahu!” jawab Pak Tomy dengan pasrah.
“Aku belum tahu!” jawab Pak Tomy dengan pasrah.
“Aku bersumpah jika suatu hari nanti aku mempunyai anak aku akan
merawat semua anakku hingga tumbuh dewasa!” ucap Bu Timy penuh semangat.
Hingga pada suatu hari.
“Pak, sepertinya Ibu sedang mengandung, lihatlah perutku sudah
membesar!” Bu Timy memberitahukan Pak Tomy jika dia sedang mengandung.
“Iya Bu, ya sudah sekarang Ibu istirahat saja jaga kandungannya
baik-baik! Bapak mau pergi bekerja dulu.” Pak Tomy pergi bekerja dengan
semangat karena istrinya sedang mengandung.
Setelah sekian lama menunggu akhirnya Bu Timy melahirkan 5 ekor kuda laut yang sangat lucu, mereka sangat sempurna dan cantik-cantik, tetapi… anaknya yang terakhir tidak begitu sempurna, dia memiliki sirip yang besar sebelah sehingga susah untuk berenang. Dia diberi nama Toreng. Bu Timy semakin terpuruk ketika mendengar berita dari temannya jika Pak Tomy meninggal saat bekerja.
“Toreng, cepat cari makan, kerjaanmu malas-malasan saja, apa karena siripmu cacat jadi kau tak mau bekerja, sehingga saudara-saudaramu dan Ibu yang bekerja? jangan seenaknya kamu!!” marah Bu Timy kepada Toreng.
“Bukan begitu Bu, Toreng lelah, Toreng tidak bisa berenang Bu,”
“jangan beralasan kamu!!” hardik Bu Timy.
Toreng sangat sedih dengan perlakuan ibunya yang selalu membandingkannya dengan saudara-saudaranya yang memiliki sirip sempurna. Toreng selalu disalahkan dan dicaci maki. Sehingga Toreng memutuskan untuk berusaha sekuat mungkin belajar berenang agar ibunya dapat bangga. Namun ketika Toreng belajar berenang dia terjatuh dan memecahkan benda kesanyangan ibunya.
“Toreeeng, apa yang kamu lakukan, lihat kelakuanmu, benda-benda kesayangan Ibu pecah semua, kamu memang anak tak berguna!” Bu Timy hampir menampar Toreng, namun Bu Timy tiba-tiba sesak napas.
“Ibu, Ibu, Ibu kenapa? Kak, Kakak tolong bantu Ibu!!”
semua saudara Toreng datang dan berkata, “Biarkan saja, paling nanti sembuh sendiri.” Bu Timy langsung kaget mendengar anak-anak yang diistimewakannya berkata begitu. Akhirnya dengan susah payah Toreng membawa Bu Timy ke dokter.
“Bagaimana keadaan Ibu saya dok?”
“Ibu kamu menderita penyakit ginjal sehingga harus diganti!!”
“Baiklah dok, cek ginjal saya mungkin cocok!”
Setelah melakukan tes dan hasilnya cocok, Toreng segera dioperasi pemindahan ginjal. Semuanya berjalan lancar. Namun Toreng kehabisan darah dan tak bisa diselamatkan. Setelah Bu Timy sadar, dia sangat menyesal atas perbuatannya kepada Toreng, sedangkan Toreng rela berkorban untuk ibunya, Bu Timy ingat sumpahnya dulu jika dia mempunyai anak dia akan merawatnya dengan baik, namun semua itu diingkari.
Setelah sekian lama menunggu akhirnya Bu Timy melahirkan 5 ekor kuda laut yang sangat lucu, mereka sangat sempurna dan cantik-cantik, tetapi… anaknya yang terakhir tidak begitu sempurna, dia memiliki sirip yang besar sebelah sehingga susah untuk berenang. Dia diberi nama Toreng. Bu Timy semakin terpuruk ketika mendengar berita dari temannya jika Pak Tomy meninggal saat bekerja.
“Toreng, cepat cari makan, kerjaanmu malas-malasan saja, apa karena siripmu cacat jadi kau tak mau bekerja, sehingga saudara-saudaramu dan Ibu yang bekerja? jangan seenaknya kamu!!” marah Bu Timy kepada Toreng.
“Bukan begitu Bu, Toreng lelah, Toreng tidak bisa berenang Bu,”
“jangan beralasan kamu!!” hardik Bu Timy.
Toreng sangat sedih dengan perlakuan ibunya yang selalu membandingkannya dengan saudara-saudaranya yang memiliki sirip sempurna. Toreng selalu disalahkan dan dicaci maki. Sehingga Toreng memutuskan untuk berusaha sekuat mungkin belajar berenang agar ibunya dapat bangga. Namun ketika Toreng belajar berenang dia terjatuh dan memecahkan benda kesanyangan ibunya.
“Toreeeng, apa yang kamu lakukan, lihat kelakuanmu, benda-benda kesayangan Ibu pecah semua, kamu memang anak tak berguna!” Bu Timy hampir menampar Toreng, namun Bu Timy tiba-tiba sesak napas.
“Ibu, Ibu, Ibu kenapa? Kak, Kakak tolong bantu Ibu!!”
semua saudara Toreng datang dan berkata, “Biarkan saja, paling nanti sembuh sendiri.” Bu Timy langsung kaget mendengar anak-anak yang diistimewakannya berkata begitu. Akhirnya dengan susah payah Toreng membawa Bu Timy ke dokter.
“Bagaimana keadaan Ibu saya dok?”
“Ibu kamu menderita penyakit ginjal sehingga harus diganti!!”
“Baiklah dok, cek ginjal saya mungkin cocok!”
Setelah melakukan tes dan hasilnya cocok, Toreng segera dioperasi pemindahan ginjal. Semuanya berjalan lancar. Namun Toreng kehabisan darah dan tak bisa diselamatkan. Setelah Bu Timy sadar, dia sangat menyesal atas perbuatannya kepada Toreng, sedangkan Toreng rela berkorban untuk ibunya, Bu Timy ingat sumpahnya dulu jika dia mempunyai anak dia akan merawatnya dengan baik, namun semua itu diingkari.
Komentar
Posting Komentar