Anak Ayam Paling Mungil
Ketika memandangi anak-anaknya yang baru menetas, induk ayam bingung. Salah satu anaknya kecil sekali dibandingkan anak-anak lain. Tetapi, ia tetap menyayanginya. Sekelompok anak ayam nakal sering mengejek anak burung itu. Namun, anak burung itu tetap bahagia bersama keluarganya. Induk dan saudara-saudaranya selalu menjaganya. Sang induk ayam juga sering menghiburnya. “Suatu saat, kamu akan dikagumi. Asal kamu tidak menyerah, mencari apa yang paling kamu bisa,” pesannya.
Suatu hari, sekelompok anak ayam nakal mengejarnya. Kebetulan, saudara-saudara si anak burung sedang pergi. Jadi, tidak ada yang menjaganya. Anak burung berlari ketakutan. Karena panik, tanpa sengaja ia mengepakkan sayapnya. Semakin lama, semakin cepat. Tubuhnya lalu mulai terangkat. Semakin lama, semakin tinggi. Anak-anak ayam nakal tidak bisa lagi menjangkaunya. “Wah, kamu hebat. Bisa terbang setinggi itu!” teriak saudara-saudara anak burung yang baru datang.
Anak burung itu kebingungan. Ternyata ia bisa terbang. Ibunya benar. Ia akan dikagumi. Sejak saat itu, anak burung rajin belajar terbang. Jika lelah, ia bertengger di atas pohon. Saat berada di atas pohon, anak burung kadang merasa sepi. Maka, ia pun mulai bernyanyi. Suaranya yang merdu terdengar oleh gadis petani. Gadis itu merasa bahagia dan menebarkan remah-remah roti sebagai hadiah. Anak burung membawa pulang remah-remah roti itu. Ia memakannya bersama induk dan saudara-saudaranya. Bila berlebih, induk ayam akan membagikannya pada ayam-ayam lain. Anak burung kini bahagia. Mesik tubuhnya mungil, ia berhasil menjadi makhluk yang dikagumi. Tidak hanya oleh para ayam, tetapi juga manusia. Karena, ia pandai berny anyi.
Bantu kami agar bisa terus berbagi dongeng untuk seluruh anak Indonesia dengan cara membagikan link blog atau artikel kami di social media seperti facebook, google plus dan twitter. Bantuan dari pengunjung untuk membagikan link blog ini sangat kami hargai.
Komentar
Posting Komentar